Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 11 Asyiknya Bersastra
Bahasa Indonesia · Bab 11 Asyiknya Bersastra
Suci

24/08/2021 13:02:41

SMP 9 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Asyiknya

Bersastra

Bab

XI

Pendahuluan

Bersastra sangat mengasyikan. Sastra Indonesia memiliki sejarah

yang cukup panjang. Karya sastra tahun 20-an akan kita bahas di

sini. Apa cirri khas karya sastra kita di tahun 20-an itu? Nah,

kalian akan menemukannya di bab ini. Drama pun merupakan

salah satu karya sastra.

Pada bab ini kalian akan emnyempurnakan naskah drama dan

mementaskannya.

Sumber: Dokumen Penerbit

178

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Etika pada novel 20–30-an

• memahami novel angkatan 20-

30-an

• mengetahui beberapa novel

karya angkatan 20-30-an.

Membaca kutipan novel

angkatan 20-30-an

• Menjelaskan etika pada novel

angkatan 20-30-an

Bab XI

Asyiknya Bersastra

Membandingkan karakteristik novel

20–30-an dengan novel baru

• memahami perbedaan karakteristik antara

novel angkatan 20-30an dengan novel

baru

• membaca kutipan novel angkatan 20-

30-an

mecari dan membaca novel angkatan

20-30an

• menentukan karakteristik novel

angakatn 20-30-an yang telah dibaca

Menulis naskah drama

• memahami novel angkatan 20-30-an

• membaca contoh naskah drama

berlatih memerankan naskah drama

• menulis naskah drama secara

berkelompok

Membahas pementasan drama

• memahami novel angkatan 20-30-an

Berlatih mementaskan naskah

drama yang sudah dibuat secara

berkelompok

• Membuat pementasan drama

• Menilai pementasan drama

Bab XI

Aysiknya Bersastra

179

Karya sastra menampilkan

setting

atau latar budaya tertentu. Dalam karya sastra,

(terutama cerpen dan novel) terdapat nilai-nilai budaya yang bisa kita analisis. Nilai-nilai

budaya tersebut dapat terlihat dari adat istiadat masyarakat, latar waktu dan tempat, tokoh

dan karakternya, serta kehidupan sosial masyarakat yang ditampilkan dalam karya tersebut.

Novel Indonesia sangat kental dengan nilai-nilai budaya. Terutama novel-novel yang

terbit pada tahun 20-an (angkatan Balai Pustaka atau angkatan Sitti Nurbaya), dan angkatan

30-an (Angkatan Pujangga Baru). Dalam novel-novel tersebut, adat dan kebiasaan

masyarakat masih terlihat dengan jelas. Sebagai latihan, bacalah kutipan novel berikut.

Dalam Suasana Bertunangan

Meskipun bencana yang terjadi di negeri ini sangat hebat adanya, tapi

perkara itu dirahasiakan orang benar-benar. Sedikit pun tidak terbuka kepada

orang lain. Lebih-lebih kepada ibu Mariati dan Asri bencana itu disembunyikan

orang sehilang-hilangnya.

Yang disebarkan orang hanyalah bahwa penjamuan itu berlaku dengan baik

dan selamat. pertunanganAsri dengan kemenakan Tuanku Laras pensiun sudah

sah. Telah dilakukan menurut adat kebiasaan.

Semenjak itu Asri sudah kerap kali dijamu oleh kaum keluarga orang di

rumah berukir itu. Baik belahan yang dekat, baik pun belahan yang jauh menjamu

Asri belaka. Perjamuan itu baik sekali ujud dan maksudnya, yakni akan memberi

kesempatan kepada Asri untuk berkenal-kenalan dengan karib-bait

tunangannya., supaya ia ia tahu rumahtangga mereka itu. Kebalikannya, dalam

perjamuan itulah pula mereka itu dapat mengamat-amati tingkah laku, piil perangai

bakal “menantu” atau bakal “ipar”nya. Dan ketika itu jua mereka dapat

mengetahui apakah dia disukai orang atau tidak? Sebab sesungguhnya datang

ke perjamuan semacam itu tidak dilazimkan seorang saja, melainkan harus

berteman tiga-empat orang sekurang-kurangnya. Dan teman-teman itu harus

orang baik-baik. Jadi kalau ia datang seorang saja, alamat ia kekurangan kawan

atau tidak disukai orang.

Akan Asri,_ teman-temannya tidak kurang. Semuanya orang baik-baik

dalam negeri itu. Kadang-kadang diajaknya juga kawan-kawannya di kantor

A. ETIKA PADA NOVEL 20 – 30AN

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat mengidentifikasi, adat, etika yang terdapat

dalam buku jovel angkatan 20 – 30an.

180

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

ke perjamuan itu. Adat dan tertibnya dalam helat itupun amat baik. Sekalian

orang yang dikunjunginya memuji dia belaka. Mereka itu berkata, amat beruntung

Saniah beroleh tunangan yang elok, betertib dan mulia itu. Tak membeda-bedakan

bangsa! Ia pandai berkata-kata dengan siapa jua pun; pandai memilih kata-kata

yang halus, yang sedap didengar telinga orang dalam perjamuan “adat basa-

basi” itu. Dan terkadang tak lupa ia mencampur percakapannya dengan senda

gurau yang sopan, yang taklkurang menjadikan orang tertawa gelak-gelak.

Sekalian kebaikan itu dipujian orang kepada kebijaksanaan ibu Mariati

belaka. Ia dapat mematuh anaknya, Asri, yang bermula dikuatirkan masyarakat

akan berlagak kebelanda-belandaan, segera kelihatan pandai jua menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan umum, sekalipun cita-citanya sendiri tiada pernah

dilepaskannya.

Pada suatu hari, ketika Assri balik dari kantor, dikabarkan oleh ibu Mariati

kepadanya bahwa hari Ahad di muka ia dipanggil mertuanya, akan berjamu ke

rumahnya,_yaitu dua hari lagi.

Dan pada hari itu jua segeralah ditentukan Asri siapa yang patut diajaknya

ke sana. Maka dipilihnya dua orang yang masih bujang dan dua orangyang sudah

kawin. Di antaranya termasuk Hasan Basri, saudagar muda di Kutaraja, yang

masih ada jua di kampung dewasa ini.

Setelah tiba waktu yang tersebut, maka keempat mereka itu pun hadirlah

di rumah gedung itu. Sekaliannya berpakaian yang indah-indah dan mahal-mahal

harganya.

Pukul satu lohor mereka itu pun berangkat dari situ.

Sumber: Dokumen Penerbit

Bab XI

Aysiknya Bersastra

181

Akan tetapi baru sampai ke pintu, Asnah berseru kepada Asri demikian,

“Kanda Sutan Bendahara, sirih lupa!”

Asri tercengang, agak marah rupanya. Sebab dipanggilkan gelarnya....?

“O, ya,” kata ibu Mariati tersenyum “hampir ketinggalan” adat yang seperlu-

perlunya. Nyaris engkau ditertawakan oleh mertuamu, Sutan Bendahara. Ha,

ha, ha....”

Dengan segera diberikan oleh Asnah sebungkus sirih selengkapnya kepada

saudaranya yang marah karena digelari itu. Tapi bungkusan itu diambilnya jua.,

lalu digenggamnya di tangan kirinya. Dan ia pun mulai berjalan beserta keempat

temannya itu. Sampai hilang dari pandangan, mereka diturutkan oleh ibu Mariati

dan Asnah dengan matanya.

Pada air muka dan cahaya mata orang tua itu terbayang sukacitanya, dan

pada sinar mata dan gerak bibir anak gadis itu tampak kesedihan hatinya.

Sesampai ke negeri, mereka itu disambut orang dengan upacaranya, lalu

disilakan duduk di atas kasur, yang beralaskan “lapik berlambak”, yaitu pandan

putih yang amat halus anyamannya dan berbilaikan kain merah. Di hadapan

mereka itu sudah terletak tempat rokok dan cerana yang berisi sirih selengkapnya.

Rumah berukir itu sudah terhias seelok-eloknya, lain daripada keadaan

sehari-hari. Sekelilingnya, di tepi dinding, sudah terbentang kasar dan di ruang

tengah sudah terhampar permadani yang permai. Kursi dan meja telah diatur

baik-baik di atasnya, tetapi tidak untuk diduduki jamu pertunangan. Adat lebih

memuliakan jamu itu duduk seperti dilukiskan di atas. Tirai dan kelambu, kain

pintu dan lain-lain sudah terpasang. Sekaliannya itu daripada kain dan kasa yang

berbunga-bunga dan amat permai rupanya. Tentang tioap-tiap ruang tergantung

lampu di loteng dan diantara tiap-tiap pintu kamar ada cermin besar yang jelas

kelihatan dari halaman. Gambar dan lukisan yang indah-indah tidak kurang, dan

tergantung di dinding dengan beraturan. Barangsiapa yang baru sekali saja masuk

ke rumah berukir itu, niscaya ia akan heran tercengang-cengang melihat keindahan

segala perkakas itu. Tentu saja ia akan berkata di dalam hatinya, “memang kaya

orang di rumah ini!”

Baru mereka itu duduk dengan takzimnya, bungkusan sirih yang dibawa

Asri itu dan diunjukkanlah kepada perempuan, yang duduk agak jauh sedikit

daripada mereka itu. Kebetulan sekali itu tidak ada laki-laki yang menanti jamu

itu, _ hanya orang perempuan belaka.

“Makan sirih kami yang tiada sepertinya ini. Ibu dan Kakak sekalian,” kata

Asri dengan lemah-lembut.

“Baiklah”, kata mereka itu, “dan makan pula sirih kami yang dicerana itu,”

Sementara berkata-kata Asri tidak lupa melayangkan pandangannya dengan

tajam dan cepat kepada segala perempuan itu. Saniah tiada kelihatan olehnya.

182

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Kemudian, ketika ia memandang ke balik kain pintu kamar yang bergerak-

gerak sebagai ditiup angin, tampaklah pintu kamar itu tergenggang,_ terbuka

sedikit. Sebentar itu juga kelihatan pula olehnya dua buah mata terbelalak

memandang kepadanya.

“Hem,” pikir Asri serta berpaling kepada kawan-kawannya dengan

senyumnya, “sebelum bertunangan, Saniah suka bercakap-cakap dengan daku,

bila aku datang ke rumah ini. Akan tetapi sekarang ia seolah-olah malu dan

segan kepadaku. Jangankan bercakap-cakap, memperlihatkan dirinya pun ia

takut... kepada bundanya, yang amat keras adatnya_ ya, jika engkau sudah di

rumah gedang kelak, barulah engkau tahu hidup bersuka-sukaan dengan

bebasnya!”

(Dikutip dari novel Salah Pilih karya N. ST. Iskandar)

Kutipan novel di atas sangat kental dengan nuansa adat dan budaya pada zamannya.

Novel ini diterbitkan untuk pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1928. jadi, novel

ini termasuk ke dalam angkatan Sitti Nurbaya atau Angkatan Balai Pustaka.

Setelah membaca novel tersebut, tentu kalian bisa mengungkapkan unsur adat istiadat

dan unsur budaya lainnya yang kalian temukan dalam novel. Untuk itu, kerjakanlah latihan

berikut.

1.

Baca lagi kutipan novel Salah Pilih karya N.ST. Iskandar di atas!

2.

Menurutmu, di manakah latar novel tersebut?

3.

Jelaskanlah adat perjamuan yang diungkapkan kutipan novel tersebut?

4.

Bagaimanakah cara pandang masyarakat terhadap calon menantu perempuannya?

5.

Jelaskanlah mengenai kebiasaan masyarakat memakan sirih dalam perjamuan!

6.

Buat kesimpulan mengenai adat istiadat masyarakat yang terkandung dalam kutipan

novel tersebut!

Kunjungilah perpustakaan sekolah kalian secara berkelompok 2-3 orang. Carilah novel-

novel yang terbit pada tahun 1920-1928 di perpustakaan. Baca, dan kemukakanlah nilai-

nilai budaya yang terkandung dalam novel tersebut.

L

atihan 11.1

L

atihan 11.2

Bab XI

Aysiknya Bersastra

183

Karya sastra boleh dikatakan mewakili zamannya. Novel-novel yang terbit sekarang,

juga sedikit banyak menampilkan budaya atau adat kebiasaan masyarakatnya. Namun,

tentu saja adat kebiasaan masyarakat yang tampak jauh berbeda. Pada zaman sekarang,

nilai-nilai adat masyarakat tersebut telah berubah, demikian juga dalam novel.

Pada pembelajaran kali ini kalian akan menganalisis adat kebiasaan pada novel

angkatan 20-an atau 30-an, dan membandingkannya dengan novel-novel sekarang. Berikut

disajikan lagi kutipan novel. Novel ini ditulis oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan diterbitkan

untuk pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1936. jadi novel ini termasuk novel

angkatan 30-an atau disebut juga novel angkatan Pujangga Baru.

Bacalah kutipan novel

Layar terkembang

berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan

berdasarkan bacaan tersebut!

Layar Terkembang

Sutan Takdir Alisyahbana

Pada malam Minggu Tuti duduk di ruang dalam menghadapi meja membaca

di bawah lampu. Sejak dari pukul lima petang tadi ia membaca, sebab ia seorang

diri tinggal di rumah; ayahnya pergi ke rumah temannya di gang Ketapang,

sedangkan Maria pergi main tenis. Mula-mula ia duduk di halaman rumah, tetapi

ketika hari telah kelam ia masuk ke dalam memasang lampu.

Ketika ia sedang lena membalik-balik buku, melihat beberapa halaman

lagi akan dibacanya, terbuka kamar Maria dan keluarlah perawan itu, amat

segar rupanya, baru berdandan. Rambutnya tersanggul beranyam-anyam dua

buah pada belakang kepalanya. Kebayanya ialah kain pual yang berbunga merah

kecil-kecil; pada ujung lengannya terkuak mengembang tepi kain merah yang

dikerut-kerutkan. Demikian juga keliling lehernya sampai pinggir kebayanya

bertepikan kain merah, amat manis rupanya. Tuti mengangkat mukanya melihat

adiknya itu. Takjub matanya memandang kebaya Maria yang amat manis

rupanya. Maria sesungguhnya pandai memilih pakaiannya. Tiap-tiap kebaya atau

L

atihan 11.3

B . MEMBANDINGKAN KARAKTERISTIK NOVEL 20 – 30AN DENGAN

NOVEL BARU

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat membandingkan karakteristik novel angkatan

20 – 30an.

184

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

yurknya yang baru ialah kenikmatan pandanganmata. Ada-ada saja cara

menyusun warna sehingga selalu indah rupanya. Meskipun kepandaian Maria

itu bukan baru diperolahnya dalam sebulan dua ini, tetapi baru dalam waktu

yang akhir inilah hal itu kentara kepada Tuti, seolah-olah baru terbuka matanya

untuk menghargai kepandaian adiknya itu. Kadang-kadang terasa kepadanya

perasaan iri yang halus di dalam hatinya.

Maria menarik kursi dekat Tuti dan agak mengeluh duduknya ia dekat

saudaranya itu, seraya berkata, “Mengapakah badan saya selalu amat letih kalau

sudah main tenis?”

“Barangkali engkau tidak baik main sport,” jawab Tuti melihat adiknya

yang sesunggunya agak letih rupanya, meskipun ia segar baru mandi. “Baiklah

engkau suruh periksa badanmu kepada dokter atau berhentikan main tenis itu.”

“Ah, saya tidak mau diperiksa dokter,” ujar Maria. “Barangkali letih saya

itu sebab saya belum lama benar main tenis. Awak belum biasa.”

Sambil ia mengucapkan perkataannya yang akhir itu, matanya melihat

kepada buku yang di tangan Tuti. Agak ganjil nampak kepadanya. Lalu

diangkatnya buku itu hendak melihat namanya,

Zonder Liefde geen Geluk!

(Tanpa Cinta tidak Berbahagia).

“Buku saya ini Tuti. Apa mimpimu sekarang telah membaca buku

Courths

Mahler

pula? Dahulu engkau tertawakan saya membaca buku ini, sekarang

engkau sendiri membacanya.”

Muka Tuti memerah mendengar upat adiknya yang tepat itu, dan dengan

senyum yang agak dibuat-buat jawabnya, jangan tidak menjawab “sekedar

hendak mengetahui saja, apa benar yang menarik anak-anak perawan membaca

buku serupa ini.”

“Ah, pandai engkau menjawab,” kata Maria, hendak menyentuh hati

kakaknya yang tiada hendak berkata terus terang itu. “Kalau mau membacanya,

katakan saja mau membacanya. Habis perkara!”

Tuti tiada menjawab lagi, pura-pura tiada mendengar kata adiknya itu.

Setelah beberapa lamanya duduk di kursi dekat Tuti itu, Maria berdiri seraya

berkata, “Baiklah saya berbaring di atas dipan, supaya lekas hilang letih saya!”

Beberapa lamanya sunyilah dalam ruang itu. Tuti membaca buku, sedangkan

Maria berbaring seraya menjalan pikirannya melamun mengenangkan kekasihnya.

Bab XI

Aysiknya Bersastra

185

Setelah membaca kutipan novel di atas, jawablah pertanyaan berikut.

1.

menurutmu, bagaimanakah penggunaan bahasa pada novel tersebut?

2.

jelaskanlah cara berpakaian pada kutipan novel tersebut.

3.

menurutmu, dari kalangan atas, menengah, atau bawahkah tokoh Tuti dan Maria

pada novel tersebut? Jelaskan alasanmu!

4.

apa saja nilai budaya yang terkandung dalam kutipan novel tersebut, jelaskan!

5.

kemukakan pendapat atau komentarmu tentang adat istiadat dalam kutipan novel

tersebut di depan kelas sebagai bahan diskusi.

Sekarang, carilah novel-novel baru yang ada di perpustakaan sekolah atau di toko buku.

1.

Bacalah salah satu novel tersebut.

2.

analisislah unsur-unsur budaya yang ada pada novel tersebut.

3.

buatlah perbandingan antara novel baru yang kamu baca dengan novel 20-an atau

30-an yang telah kamu baca sebelumnya.

4.

kerjakanlah secara berkelompok 3-4 orang.

5.

buat laporan bacaan dari kedua novel yang kamu baca tersebut.

Banyak peristiwa yang dapat menginspirasi kita untuk berkarya. Berbagai peristiwa

yang kita alami, saksikan, dengar, atau baca, dapat memicu kita membuat suatu karya.

Salah satunya adalah naskah drama.

Pada pembelajaran kali ini, kalian akan belajar menulis teks drama. Teks drama

berbeda dengan teks prosa (cerpen atau novel). Supaya lebih jelas, perhatikanlah teks

penggalan drama di bawah ini!

L

atihan 11.4

C . MENULIS NASKAH DRAMA

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat menulis naskah drama berdasarkan peristiwa

nyata.

186

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Lena Tak Pulang

Karya : Muram Batubara

SATU

Lampu menyala.

Dalam sebuah rumah. Sofa besar menghadap TV. Meja makan. Kulkas. Pintu Kamar

mandi. Pintu dapur. Pintu kamar tidur. Pintu keluar masuk rumah. Pak Lena duduk

memandang tv. Bu Lena keluar dari kamar mandi.

Bu Lena

:

Lena sudah pulang, Pak?

Pak Lena

:

Belum

Bu Lena

:

(Duduk di kursi meja makan) Bagaimana ini? Sudah tiga hari ia tidak

pulang.

Pak Lena

:

Nanti juga pulang

Bu Lena

:

Sudah tiga hari

Pak Lena

:

Nanti juga pulang

Bu Lena

:

Ya, tapi belum juga pulang, padahal sudah tiga hari. Dia itu kan

perempuan.

Pak Lena

:

(Tetap memandang tv) Anak kita.

Bu Lena

:

Iya, anak kita, tapi ia perempuan dan belum pulang tiga hari.

Pak Lena

:

Nanti juga pulang sendiri ketika bekalnya lari telah habis.

Bu Lena

:

Tidak segampang itu, Pak, ia itu perempuan!

Pak Lena

:

Jika memang ia perempuan, ia akan pulang.

Bu Lena

:

Tapi belum...(Menghentikan kalimat, memperhatikan pintu keluar

rumah)Ada yang datang, sepertinya itu Lena, anak kita, pulang juga ia

setelah tiga hari tidak pulang.

Pak Lena

:

Bukan, pasti temannya datang mencari.

Bu Lena

:

Pasti Lena

Pak Lena

:

Berani taruhan

Bu Lena

:

Taruhan apa?

Pak Lena

:

Jika bukan Lena, lebaran tahun ini kita pulang ke rumah orang tuaku.

Bu Lena

:

Tapi tahun kemarin sudah

Pak Lena

:

Itu karena kau kalah taruhan

Bu Lena

:

Ya tidak bisa, bayangkan dalam lima tahun ini kita tidak pernah pulang

ke rumah orang tuaku.

Pak Lena

:

Berani taruhan tidak?

Bu Lena

:

(Bingung) Ehm...

Pak Lena

:

Dengar langkah itu sudah semakin dekat.

Bu Lena

:

Baik

Bab XI

Aysiknya Bersastra

187

Terdengar ketukan pintu. Bu Lena membuka pintu. kecewa.

Tamu I

:

Permisi Tante, Lenanya ada?

Bu Lena

:

Oh tidak ada, dia belum pulang.

Tamu I

:

Belum pulang? Pergi ke mana ya Tante?

Bu Lena

:

Tante juga tidak tahu tuh, kamu tahu tidak?

Tamu I

:

Ya, kalau tahu saya tidak datang Tante.

Bu Lena

:

Iya juga ya. Hm, kamu teman sekolahnya ya?

Tamu I

:

Bukan Tante, saya teman...

Pak Lena

:

(Memotong) Suruh duduk dulu, hanya tukang pos yang diterima di

depan pintu.

Tamu I

:

Terima kasih Om, saya harus kembali pulang.

Pak Lena

:

Kenapa buru-buru?

Tamu I

:

Ada yang harus buru-buru saya lakukan

Bu Lena

:

Jika buru-buru, kenapa mencari Lena?

Tamu I

:

Ya itu dia, Tante. Karena Lenalah saya harus buru-buru?

Pak Lena

:

Masuk dulu jangan buru-buru

Bu Lena

:

Iya masuk dulu

Tamu I

:

Maaf tidak bisa, saya permisi dulu.

Bu Lena menutup pintu. Duduk di ruang tv.

Pak Lena

:

Siapa namanya?

Bu Lena

:

Siapa?

Pak Lena

:

Yang tadi?

Bu Lena

:

Teman Lena

Pak Lena

:

Iya, teman Lena tadi namanya siapa?

Bu Lena

:

Berarti tahun ini kita pulang ke rumah orang tuamu lagi?

Pak Lena

:

Jelas! Siapa nama teman Lena tadi!

B u Lena

:

Sudahlah ke rumah orang tuaku saja. Kasihan ibu sudah semakin tua,

dia ingin melihat kita sekeluarga kan?

Pak Lena

:

Tidak bisa! Kesepakatan telah tercipta, tidak bisa dirubah. Jika terus

dirubah, bagaimana menjalankan kesepakatan itu dan untuk apa

membuat kesepakatan jika tidak ada kepastian untuk dilakukan. Siapa

nama teman Lena tadi?

Bu Lena

:

Nggak tahu.

Pak Lena

:

Loh

Bu Lena

:

Kok loh

Pak Lena

:

Ya, loh, bagaimana mungkin kamu tidak menanyakannya?

Bu Lena

:

Kenapa bukan kamu?

Pak Lena

:

Aku kan sedang nonton tv dan aku tidak sedang berhadapan langsung

dengannya.

188

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Terdengar ketukan pintu.

Pak Lena

:

Ada yang ketuk pintu, bukahlah.

Bu Lena

:

Bagaimana jika Lena?

Pak Lena

:

Ya tetap dibuka pintu kan?

Terdengar ketukan pintu.

Bu Lena

:

Bukan itu, jika bukan Lena, perjanjian tadi batal.

Terdengar ketukan pintu.

Pak Lena

:

Bukalah pintu itu, kasihan tamunya.

Bu Lena

:

Buat satu kesepakatan baru dulu.

Terdengar ketukan pintu.

Bu Lena

:

(Teriak ke arah pintu) sebentar ya, lagi menunggu kesepakan nih, sabar

ya.

Pak Lena

:

Ya sudah, buka sana.

Bu Lena

:

Kesepakatan?

Pak Lena

:

Yah!

Pintu terbuka. Bu Lena puas. Perbincangan di depan pintu masuk rumah.

Tamu II

:

Kesepakatan apa Tante?

Bu Lena

:

Ah, tidak. Kamu siapa dan ada apa?

Tamu II

:

Saya temannya Lena, Tante, kebetulan saya sedang main di daerah

sini.

Bu Lena

:

Terus

Tamu II

:

Ya, terus saya mampir. Karena kebetulan saya sedang main di daerah

sini, jadi saya mampir ke sini, Tante.

Bu Lena

:

Terus

Tamu II

:

Ya, karena itu Tante, hm, Lenanya ada?

Bu Lena

:

Jadi karena kebetulan main di daerah sini, kamu mampir dan mencari

Lena?

Tamu II

:

Benar itu Tante.

Bu Lena

:

Karena kebetulan?

Tamu II

:

Sebenarnya tidak Tante.

Bu Lena

:

Yang benar yang mana?

Tamu II

:

Saya memang mencari Lena, Tante.

Bu Lena

:

Karena main di daerah sini?

Tamu II

:

Tidak Tante, saya memang sengaja kemari untuk mencari Lena.

Sumpah, Tante.

Pak Lena

:

(Memotong) Suruh duduk dulu, hanya tukang pos yang diterima di

depan pintu.

Bab XI

Aysiknya Bersastra

189

Tamu II masuk dan duduk di ruang tv. Bu Lena masuk dapur.

Tamu II

:

Nonton berita ya, Om?

Pak Lena

:

Tidak, cuma sedang melihat tanggapan wakil rakyat tentang bencana

yang tidak berkesudahan.

Tamu II

:

Itukan berita namanya, Om.

Pak Lena

:

Itu bukan berita, itu opini. Opini itu pendapat, kebenarannya masih

belum bisa diandalkan. Namanya berita harus mengutamakan

kebenaran, kenyataan.

Tamu II

:

Tapi itukan acara berita, Om.

Pak Lena

:

Memang, beritanya, wakil rakyat sedang memberikan opini.

Tamu II

:

Berarti sedang nonton berita, Om.

Pak Lena

:

Tidak, saya sedang melihat opini. Ingat, opini!

Tamu II

:

Bedanya apa, Om?

Pak Lena

:

Opini itu tidak murni kenyataan, namanya juga pendapat, sedang berita

itu nyata, kenyataan tadi. Begini, kucing ditabrak mobil, itu berita.

Tamu II

:

Kalau opini?

Pak Lena

:

Mengapa kucing itu mau ditabrak?

Tamu II

:

Mungkin saja ia tidak melihat mobil yang laju, tiba-tiba saja ia sudah

bersimbah darah.

Pak Lena

:

Itu dia opini.

Tamu II

:

Opini?

Pak Lena

:

Ya, opini kamu. Lihat omongan wakil rakyat itu, semuanya serba

mungkin kan?

Tamu II

:

Jadi yang serba mungkin itu bukan berita?

Pak Lena

:

Mungkin kok berita. Mungkin itu kan belum jelas sedang berita adalah

yang jelas dan pasti.

Tamu II

:

Tapi apa yang pasti di jaman sekarang, Om?

Pak Lena

:

Ya, opini.

Sumber:

www

.majapahitan2.blogspot.com

Pada naskah drama ada bagian-bagian wicara atau pembicaraan tertentu yang harus

kalian pahami. Di antarnanya adalah sebagai berikut.

1.

Dialog, yaitu percakapan dalam drama yang melibatkan dua tokoh atau lebih.

2.

Prolog, yaitu pembicaraan seorang narator pada awal pementasan drama

3.

Epilog, yaitu bagian akhir drama sebagai kesimpulan atau penutup.

4.

Monolog, yaitu pembicaraan seorang tokoh terhadap dirinya sendiri.

190

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

1.

Bergabunglah dengan kelompokmu!

2.

Buatlah sebuah naskah drama berdasarkan pengalaman kalian atau salah seorang

anggota kelompok.

3.

Naskah drama yang dibuat adalah satu babak, dilengkapi dengan petunjuk panggung

dan petunjuk adegan.

4.

Tulis naskah dramamu dalam kertas HVS

5.

Kumpulkan naskah dramamu kepada guru untuk dinilai.

Carilah naskah drama remaja, kemudian kemukakanlah bagian-bagian drama yang ada

pada naskah yang kamu baca tersebut!

Bagaimana dengan naskah drama yang kamu tulis? Naskah drama telah dilengkapi

dengan petunjuk adegan, setting, bahkan pengaturan lampu, dans ebagainya. Naskah drama

memang telah dirancang sedemikian rupa sehingga semudah mungkin dapat dipentaskan.

L

atihan 11.5

L

atihan 11.6

D . MEMBAHAS PEMENTASAN DRAMA

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan kalian dapat:

• membahas pementasan drama yang ditulis siswa.

• menilai pementasan drama yang dilakukan siswa.

Sumber: Dokumen Penerbit

Bab XI

Aysiknya Bersastra

191

Bila naskah cerpen atau novel dibuat untuk dibaca atau dibacakan, sedangkan naskah

drama dibuat untuk dipentaskan.

Oleh karena itu, jangan simpan naskah drama yang telah kamu buat. Tetapi cobalah

untuk memainkannya bersama teman-teman sekelas. Namun sebelum kalian tampil untuk

mementaskan drama, sebaiknya kalian mengetahui unsur-unsur apa saja yang harus

disiapkan dalam pementasan drama.

a.

Naskah sebagai skenario,

b.

Sutradara

c.

Para pemain

d.

Kru atau panitia lainnya yang menyokong pementasan

e.

Tat lampu

f.

Tata rias

g.

Tata suara termasuk musik

h.

Kostum,

i.

Panggung,

j.

Properti lainnya.

1.

Bentuklah kelas menjadi dua kelompok.

2.

Bersiaplah untuk mementaskan drama yang telah kalian buat naskahnya terlebih dahulu.

3.

Pilihlah anggota kelompok yang kalian buat untuk menjadi?

a.

Sutradara

b.

Para pemain:

i.

Pemain utama

ii.

Pemain pembantu, dan

iii.

P

emain lainnya

c.

Penata lampu/ cahaya

d.

Penata rias

e.

Penata suara

f.

Penata kostum

g.

Penanggung jawab peralatan

h.

Penata panggung/dekorasi, dan

i.

Panitia lainnya yang diperlukan

4.

Setiap kru atau pemain boleh merangkap menjadi pemain bila memang diperlukan

L

atihan 11.7

192

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

5.

Aturlah ruangan kelas sehingga di bagian depan ada bagian yang cukup untuk pangung,

atau lebih baik drama dipentaskan di ruangan tertentu dan terbuka bagi semua warga

sekolah

6.

Selamat melaksanakan pentas!

1.

Saat pementasan drama yang dilakukan kelompok lain, perhatikan dan catatlah hal-

hal yang kalian perhatikan dari drama tersebut.

2.

Tuliskanlah keunggulan dan kekurangan pementasan drama yang kalian saksikan!

3.

Berilah penilaian terhadap penampilan teman-temanmu!

L

atihan 11.8

1.

Penampilan para pemain

10-30

2.

Dekorasi dan setting panggung

5-10

3.

Kostum

5-10

4.

Tata rias

5-10

5.

Suara

5-10

6.

Kekompakan/kerja sama

10-30

No.

Unsur yang Dinilai

Nilai

4.

berilah tangapan atau komentar terhadap penilaianmu, kemukakan tanggapan atau

komentar kalian di depan kelas!

Dalam karya sastra, (terutama cerpen dan novel) terdapat nilai-nilai budaya yang

bisa kita analisis. Nilai-nilai budaya tersebut dapat terlihat dari adat istiadat masyarakat,

latar waktu dan tempat, tokoh dan karakternya, serta kehidupan sosial masyarakat.

Nilai-nilai adat istiadat sangat kental pada novel angkatan Balai Pustaka atau angkatan

20-an, begitu juga pada angkatan Pujanga baru atau angkatan 30-an. Siring

perkembangan jaman, adat istiadat pun semakin bergeser. Kalian dapat

membandingkan antara novel tahun 20-an, 30-an dengan novel-novel sekarang.

Pada bab ini kalianjuga berlatih menulis teks drama dan memainkannya. Untuk menulis

teks drama, kalian dapat menjadikan kehidupan atau pengalaman sehari-hari sebagai

bahannya. Kemudian saat mementaskan drama, kalian harus memperhatikan unsur-

RR

RR

R

angkumanangkuman

angkumanangkuman

angkuman

Bab XI

Aysiknya Bersastra

193

unsur pementasan yang meliputi, pemain, sutradara, pencahayaan (tata lampu), tata

rias, kostum, tata suara, dan sebagainya. Dalam pementasan drama dibutuhkan

kekompakan dan kerja sama semua bagian yang terlibat di dalamnya.

1.

Jelaskan unsur adat atau budaya yang tampak pada kutipan novel di bawah ini!

Memang gagah rupanya penghulu ini duduk di atas bendinya,

bertopangkan tongkat ruyung dengan kedua belah tanganya. Destanya yang

berbentuk “cilling menurun” itu adalah sebagai suatui mahkota di atas

kepalanya. Bajunya jas putih, berkancingkan “letter W”, di ujung lengan

bajunya itu berpetam sebagai baju opsir. Celananya celana panjang putih,

sedang di antara baju dan celana kelihatan sarungnya, kain sutera Bugis

hitam, yang terjuntai hampir ke lututnya. Sepatunya sepatu kasut, yang

dioperbuat dari kulit perlak hitam.

(Sitti Nurbaya karya Marah Rusli)

2.

Jelaskanlah beberapa perbedaan antara novel angkatan 20-an dan 30-an dengan

novel baru!

3.

Apakah perbedaan prosa (cerpen dan novel) dengan drama?

4.

Apakah yang dimaksud dengan:

a.

prolog

b.

dialog

c.

monolog

d.

epilog

5.

Jelaskan unsur-unsur pementasan drama!

Angkatan 20-an

:

suatu periode dalam kesusastraan Indonesia yang berlangsung

antara tahun 1920 sampai menjelang 1930. Pada periode ini,

Balai Pustaka mulai menerbitkan karya-karya penulis Indonesia,

sehinnga disebut juga angkatan Balai Pustaka

Angkatan 30-an

:

suatu periode dalam kesusastraan Indonesia yang berlangsung

antara tahun 1930- menjelang kedatangan bangsa Jepang pada

tahun 1942. Pada periode ini berkembang majalah Pujangga

Baru, sehingga disebut angkatan Pujangga Baru.

valuasi

losarium

G

194

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

RR

RR

R

efleksiefleksi

efleksiefleksi

efleksi

Karya sastra adalah karya yang memiliki muatan makna dan bahasa yang indah. Bab ini

telah mengantarkan kalian pada makna hidup di era 20-30-an sehingga mampu

Awak

:

saya/aku dalam bahasa Melayu

Helat

:

acara

Dialog

:

percakapan dalam drama yang

melibatkan dua tokoh atau lebih.

Prolog

:

pembicaraan seorang narator pada awal pementasan drama

Epilog

:

bagian akhir drama sebagai kesimpulan atau penutup.

Monolog

:

pemb

icaraan seorang tokoh terhadap dirinya sendiri.

Evaluasi Semester 2

195

A. PILIHAN GANDA

Pilihlah A, B, C, atau D untuk jawaban yang tepat!

1.

Kalimat pembuka yang tepat untuk sebuah pidato adalah ....

A

. Bapak-bapak, marilah kita buka acara ini dengan basmalah

B.

Yang terhormat tamu undangan, hadirin peserta seminar nasional

C. Keanekaragaman budaya yang kita miliki selayaknya kita lestarikan bersama.

D. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt.

2.

Kalimat pembuka yang tepat untuk sebuah diskusi adalah ...

A. Diskusi ini bertemakan Pemanasan Global dan Penaggulangannya, marilah kita

segera bahas masalah ini.

B.

Diskusi kali ini mengetengahkan isu controversial, yakni Pemanasan Global, ayo

kita buka bersama diskusi ini.

C. Marilah kita buka bersama diskusi bertema Pemanasan Global dan

Penanggulangannya ini.

D. Walaupun belum kita pahami bersama, tetapi marilah kita buka acara diskusi ini.

3.

Berikut ini adalah kalimat sapaan yang tepat dalam pidato, kecuali ....

A. Hadirin yang saya muliakan ....

B.

Bapak kepala sekolah yang saya hormati ....

C. Hadirin sekalian yang saya banggakan ....

D. Rekan-rekan seperjuangan yang saya banggakan ....

4.

“Kalau Ibu sakit, biar Omabak saja yang ke Pasar Tembagapura.”

Impamai terkejut untuk kedua kalinya. Tak menyangka kalau Omabak akan berkata

seperti itu. Biasanya, urusan berjualan di pasar adalah urusan kaum perempuan.

Menurut penggalan novel di atas, sifat Omabak sebenarnya ....

A. selalu siap membantu

B.

memiliki suasana hati yang tidak menentu

C. pemalas

D.

penyayang

valuasi Semester 2

196

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

5.

Judul yang tepat untuk karya ilmiah adalah ....

A. Asyiknya Berlibur di Pulau Dewata

B.

Liburan di Pulau Dewata

C. Kuantitas Turis Lokal yang Berlibur di Pulau Dewata

D. Turis Lokal yang Berlibur di Pulau Dewata

6.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab munculnya hama di daerah

pertanian Wereng Ijo.

Kalimat di atas, seharusnya berada pada bagian ... dalam sebuah laporan karya ilmiah.

A. Latar Belakang

C. An

alisis Masalah

B.

Tujuan Penelitian

D.

Penutup

Bacalah wacana berikut untuk menjawab soal nomor 7 - 10

Hutan Indonesia Menjelang Kepunahan

Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan

Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies binatang menyusui/mamalia,

pemilik 16% spesies binatang reptil dan ampibi, 1.519 spesies burung dan

25% dari spesies ikan dunia. Sebagian di antaranya adalah endemik atau

hanya dapat ditemui di daerah tersebut.

Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat

mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya

sebesar 72 persen [

World Resource Institute, 1997

]. Penebangan hutan

Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan

terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan

hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan

pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan

Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan

tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat

tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya

seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [

Badan Planologi

Dephut, 2003

].

Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18, hutan alam di

Jawa diperkirakan masih sekitar 9 juta hektar. Pada akhir tahun 1980-an,

tutupan hutan alam di Jawa hanya tinggal 0,97 juta hektar atau 7 persen

dari luas total Pulau Jawa. Saat ini, penutupan lahan di pulau Jawa oleh

pohon tinggal 4 %. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami defisit air

sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya.

Evaluasi Semester 2

197

7.

Apakah pokok utama paragraf pertama wacana di atas!

A. Persentase hutan tropis di Indonesia

B.

Jumlah hutan tropis di Indonesia

C. Ragam hutan tropis di Indonesia

D. Hutan tropis yang tersisa di Indonesia

8.

Kalimat utama paragraf kedua berada pada kalimat ke ....

A. satu

C. tiga

B.

dua

D. terakhir

9.

Bagian mana dalam wacana yang menjadi fakta bahwa Indonesia merupakan salah

satu negara dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia?

A. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat

101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar

berada dalam kawasan hutan

B.

Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun,

sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun.

C. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa.

D. Pada abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18, hutan alam di Jawa

diperkirakan masih sekitar 9 juta hektar.

10. Pada paragraf mana terdapat fakta penyusutan air di pulau jawa?

A. satu

C. tiga

B.

dua

D. satu dan dua

Bacalah parafraf berikut ini untuk menjawab soal nomor 11 dan 12!

Robot Pemadam Kebakaran

TUGAS

memadamkan kebakaran yang penuh risiko akan

segera digantikan oleh robot. Rencananya akhir tahun 2004, robot yang

diberi nama kode T-52 Enryu akan diproduksi secara masal di Jepang.

Robot super yang memiliki tinggi 3,5 meter ini dibuat hasil kerjasama Institut

Penelitian Kebakaran dan Bencana Jepang, Departemen Pemadam

Kebakaran Kitakyushu, Universitas Kyoto dan perusahaan pembuat robot

Tmsuk. T-52 Enryu dapat digerakkan dalam dua cara, yaitu melalui kokpit

yang diisi oleh manusia dan pengendalian jarak jauh menggunakan

remote

control.

Sosok robot mirip kingkong yang memiliki berat 5 ton. (ovi/

tmsuk.co.jp)**

sumber :

http://www

.pikiran-rakyat.com/cetak/0604/24/cakrawala/

kilasiptek.htm

198

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

11. Apakah topik utama paragraf di atas!

A. Robot yang mampu menjadi pemadam kebakaran.

B.

Robot pamadam kebakaran yang baru diluncurkan.

C. Tugas pemadam kebakaran yang penuh risiko akan digantikan robot.

D. Robot yang akan memadamkan kebakaran di Jepang.

12. Manakah opini berdasarkan paragraf di atas!

A.

Tugas

memadamkan kebakaran yang penuh risiko akan segera digantikan oleh

robot.

B.

Robot super yang memiliki tinggi 3,5 meter ini dibuat hasil kerjasama Institut

Penelitian Kebakaran dan Bencana Jepang.

C. T-52 Enryu dapat digerakkan dalam dua cara.

D. Sosok robot mirip kingkong yang memiliki berat 5 ton.

Bacalah wacana singkat berikut ini untuk menjawab soal nomor 13 – 15!

Anjing Pelajari Kata Seperti Anak

Anggapan

sebagian besar orang bahwa anjing merupakan bintang yang

pintar tampaknya memang tidak salah. Meski tidak dapat mengucapkannya dalam

bahasa manusia, seekor anjing bisa memahami arti kata-kata yang di ucapkan

majikannya. Ternyata cara seekor anjing dalam mempelajari kata-kata manusia

tidak jauh berbeda dengan seorang anak kecil yang mulai belajar berbicara.

Saat seorang anak belajar berbicara, ia memulainya dengan mempelajari kata

demi kata yang diucapkan orang-orang di sekitarnya. Bedanya seorang anak

akan belajar mengucapkan kata yang dipelajarinya sedangkan anjing hanya

memahami artinya saja. Menurut ilmuwan di Jerman, seekor anjing jenis Border

Collie bisa menghafalkan arti 200 kata yang diucapkan manusia. Bahkan Rico,

seekor anjing yang tinggal bersama majikannya di Dortmun, bisa menangkap

langsung arti sebuah kata yang baru ia dengar sekali. Menurut pemiliknya,

Sussanne Bause, Rico mulai diajari menghafal arti kata-kata sejak usianya kurang

dari satu tahun.

Pernyataan bahwa anjing adalah binatang yang pintar dikuatkan juga oleh

seorang ilmuwan dari Max-Planck Institute, Dr. Julia Fischer. Fischer mengatakan

bahwa melalui pelatihan rutin, seekor anjing bisa jadi sepintar seekor simpanse,

lumba-lumba, burung kakatua, atau singa laut. (handri/net)***

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0604/24/cakrawala/

kilasiptek.htm

Evaluasi Semester 2

199

13. Fakta berdasarkan paragraf di atas adalah ....

A.

Anggapan

sebagian besar orang bahwa anjing merupakan bintang yang pintar

tampaknya memang tidak salah.

B.

Ternyata cara seekor anjing dalam mempelajari kata-kata manusia tidak jauh

berbeda dengan seorang anak kecil yang mulai belajar berbicara.

C. Menurut ilmuwan di Jerman, seekor anjing jenis Border Collie bisa menghafalkan

arti 200 kata yang diucapkan manusia.

D. Seekor anjing bisa jadi sepintar seekor simpanse, lumba-lumba, burung kakatua,

atau singa laut.

14. Perbedaan cara belajar antara anjing dan anak manusia berada pada kalimat ke ...

paragraf ke ....

A. lima, satu

C. enam, satu

B.

empat, satu

D. tiga, satu

15. Berikut adalah jenis-jenis binatang yang dapat dilatih oleh manusia, kecuali ....

A. anjing, harimau, anjing laut, lumba-lumba

B.

anjing, kucing, singa, lumba-lumba

C. anjing, buaya, monyet, tikus

D. anjing, ular, lumba-lumba, monyet

16. Grafik di bawah ini menjelaskan bahwa ....

A. Nilai dolar lebih rendah daripada volume sembako pada tahun 2003

B.

volume sembako pada tahun 2005 sebanyak 667 ton

C. Nilai dolar tahun 2007 sebanyak 607

D. Volume sembako tidak berimbang dengan nilai dolar di setiap tahunnya.

Volume (ribu ton)

Nilai (juta dollas AS)

2002

2003 2004 2005 2006 2007

Nilai Volume Impor Gula, Olahan Gula, dan Madu

363,3

58,9

321,1

1.196

247,7

66 6,8

667

698,7

2.118

607,4

607

*) sampai dengan Oktober 2007

Sumber: BI

200

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

17. Bacalah penggalan novel berikut!

Akan Asri, teman-temannya tidak kurang. Semuanya orang baik-

baik dalam negeri itu. Kadang-kadang diajaknya juga kawan-kawannya

di kantor ke perjamuan itu. Adat dan tertibnya dalam helat itupun amat

baik. Sekalian orang yang dikunjunginya memuji dia belaka. Mereka itu

berkata, amat beruntung Saniah beroleh tunangan yang elok, betertib dan

mulia itu. Tak membeda-bedakan bangsa! Ia pandai berkata-kata dengan

siapa jua pun; pandai memilih kata-kata yang halus, yang sedap didengar

telinga orang dalam perjamuan “adat basa-basi” itu. Dan terkadang tak

lupa ia mencampur percakapannya dengan senda gurau yang sopan, yang

tak kurang menjadikan orang tertawa gelak-gelak.

Bagaimana penokohan Asri berdasarkan kutipan di atas!

A. pandai bergaul

C. pandai bersenda gurau

B.

pandai berbasa-basi

D. pandai memilih teman

18. Penulisan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat ...

A. Michael sedang belajar bahasa sunda.

B.

Ayahnya bergelar Raden Mas.

C. Anita senang makan buah jeruk Pontianak.

D. Presiden Republik Indonesia memasuki ruangan sidang MPR/DPR.

19. Kalimat kritikan yang tepat adalah ....

A. Wangi sekali badanmu, kau belum mandi ya?

B.

Alangkah baiknya jika kau tidak menyanyi saja.

C. Sayur asamnya terlalu asam, coba tambah garamnya.

D. Alangkah indah jika warna gorden ini hijau muda.

20. Hamzah Fansuri di dalam Makah

Mencari Tuhan di baiat al Ka’bah

Di Barus ke Kudus terlalu payah

Akhirnya dapat di dalam rumah

Apakah tema syair di atas!

A. kepahlawanan

C. nasihat agama

B.

sejarah

D. cinta manusia

Evaluasi Semester 2

201

B. ESSAY

Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang tepat!

21. Buatlah sebuah naskah pidato dengan pilihan tema berikut :

a. kerusakan alam

b. krisis minyak bumi dunia

c. krisis moral di Indonesia

2

2. Tentukanlah jenis serta tema syair berikut!

Inilah pesan dagang yang lata

kepada sekalian adik dan kakak

membaca syair jangan dikata

karena tulisan terlalu leta

Pesan kedua ikhlas di hati

kepada sekalian encik dan siti

pikirkan kisah dengan seperti

dari awal akhir ditamati

Encik dan tuan lebai dan haji

jika tuan berkehendak membeli

syair dan kitab banyak sekali

harganya murah tiada terperi

23. Tulislah sebuah naskah drama satu babak berdasarkan sebuah novel yang kamu pernah

baca!

24. Buatlah tiga buah kalimat efektif!

25. Tuliskanlah contoh penggalan cerpen yang memperkenalkan tokoh dengan pemerian!

202

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Alisjahbana, St. Takdir. 2004.

Layar Terkembang

(cetakan ketiga puluh enam). Jakarta:

Balai Pustaka.

Alwi, Hasan, dkk. 1998.

Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).

Jakarta:

Balai Pustaka.

Ancala, Peringga. 2005.

Amungme.

Bandung: DARI Mizan.

Fang, Liau Yock. 1991.

Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik.

Bandung: Rosda Karya.

Hirata, Andrea. 2006.

Sang Pemimpi (Novel).

Bandung: Bentang.

Iskandar, N. ST. 2003.

Salah Pilih

(cetakan kedua puluh enam). Jakarta: Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka.

Kayam, Umar. 2002.

Lebaran di Karet, di Karet ... (Kumpulan Cerpen).

Jakarta:

Kompas.

Kinasih, Esti. 2004.

Fairish.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kosasih, E. 2004.

Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Bahasa

Indonesia.

Bandung: Yrama Widya.

Lubis, Mochtar. 1975.

Harimau! Harimau!.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nadia, Asma, dkk. 2002.

Luka Telah Menyapa Cinta (Kumpulan Cerpen).

Tangerang:

KFBA Press.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. 2005. Bandung: Yrama

Widya.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002.

Pengkajian Puisi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Radk, Toto St. 2001.

Sajadah Kata (Analogi Puisi).

Bandung: Syammil Cipta Media.

Rosa, Helvy Tiana. 2002.

Lelaki Kabut dan Boneka (Kumpulan Cerpen).

Bandung:

Kaifa Mizan.

Rosidi, Ajip. 1956.

Di Tengah Keluarga (Novel).

Jakarta: Pustaka Jaya.

Rosidi, Ajip.

Laut Biru Langit Biru. Bunga Rampai Sastra Indonesia Mutakhir.

Jakarta:

Pustaka Jaya.

Rusli, Marah. 2004.

Sitti Nurbaya

(cetakan ketiga puluh sembilan). Jakarta: Balai Pustaka.

ZS, Isbedy Setiawan. 2004.

Bulan Rebah di Meja Diggers.

Jakarta: Beranda Hikmah.

aftar Pustaka

D

Daftar Pustaka

203

Daftar Bacaan

Parents Guide, April 2007

SINAR HARAPAN, Kamis, 03 Januari 2008

Koran Tempo.

28 Desember 2007

www.komunikasiunimal.multiply.com

www.ilmukomputer.com

www.belajarinternet.com

www.kompas-online.com

www.Rinurbad.multiply.com

www.seasite.neu.edu

204

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

A

Asma Nadia 9, 15

B

berdiskusi 21

C

ceriwis 3

cerpen 1, 3, 8, 9, 15, 16, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 35, 37, 42, 43, 46, 47, 48, 86, 163, 170,

171, 172, 175, 176

Chairil Anwar 21

D

dialog interaktif 1, 2, 3, 6, 7, 8, 23, 24, 149

E

ejaan laporan 25, 27, 31

G

gagasan artikel 161

H

huruf kapital 20, 27, 31, 32, 33, 46, 47, 48

I

iklan baris 85, 86, 87, 89, 95, 96

J

juragan haji 81

K

kalimat efektif 68, 69, 82

kalimat laporan 63

karakteristik 36

Kick Andy 3

komentar 1, 3, 6, 8

kritikan dan pujian 44, 49, 51, 59

L

laporan 6

latar 3, 9, 16, 24, 25, 27, 34, 35, 43, 46, 100, 107, 179, 182, 192

Luka Telah Menyapa Cinta 9, 15, 16

ndek

I

Indek

205

M

membaca 3, 9, 17, 22, 24, 27, 28, 33, 42, 43, 51, 52, 54, 56, 57, 60, 65, 71, 78, 84, 85,

89, 93, 94, 95, 96, 147, 148, 149, 151, 153, 154, 156, 157, 159, 160

membaca cepat 99, 108, 147, 148, 149, 151

menentukan 1, 3, 8, 9, 15, 16, 24, 65

menulis 9, 17, 53, 85, 86, 95, 135, 136, 141, 145, 147, 149, 156, 157, 158, 160

menyunting 1, 3, 16, 24, 25, 27, 31, 48, 63, 65, 68, 82, 85, 88

N

narasumber 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 21, 23, 24, 135, 141, 145, 146, 177, 179, 184, 185,

189, 190, 191

naskah 52, 190, 191

naskah drama 177, 179, 184, 185, 189, 190, 191

novel 36, 37, 43, 71, 179, 182, 183, 185, 191, 192, 193

O

Oprah Winfrey Show 3

P

penggalan cerpen 16, 24

penokohan 9, 25, 27, 34, 35, 36, 37, 42, 46, 47, 48

penyiar 3, 6, 7, 8, 24

pidato 135, 141, 143, 144, 145, 146

pidato 70, 89

R

resensi 83, 85, 93, 95

S

sinopsis novel 134, 135, 146

surat pembaca 141, 147, 149, 157, 158, 159, 160

syair 21, 111

T

tanda baca 1, 3, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 68, 88, 150

tema 1, 3, 8, 9, 15, 16, 17, 22, 23, 24

W

wisata kuliner 25, 27, 28, 46, 47

ASYIKNYA B

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) dan telah dinyatakan layak sebagai

buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 81

Tahun 2008 Tanggal 11 Desember 2008 tentang

Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat

Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses

Pembelajaran.

ISBN 978-979-068-664-9

Harga Eceran Tertingi (HET) Rp 11.262,-